CAHAYA ILMU DAN KEMAKSIATAN

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki: # 1721

CAHAYA ILMU DAN KEMAKSIATAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Verily, Knowledge is a light, and the light of Allah swt is not given to a Sinner.
(“Sungguh, ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.”)

Rasulallah saw pernah bersabda:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
Shahih Bukhari 69: “Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah swt yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah”.

Ini adalah nasihat kepada Imam Syafi’i terkait memburuknya hafalan beliau.
Padahal kita tahu Imam Syafi’i telah hafal Al Quran di usia 7 tahun dan hafal kitab Al-Muwatho’ di usia 10 tahun.

Setelah introspeksi, beliau pernah suatu hari melihat seorang wanita sedang menaiki kereta kudanya dan tersingkaplah betis/pahanya.

Lalu beliau memalingkan muka. Namun hafalan beliau tetap hilang karena ketidaksengajaan.

Di penghujung Ramadhan ini, mungkin sudah puluhan ulama yang nasihatnya kita dengar untuk tetap finish strong, dengan beri’tikaf misalnya.

Namun nasihat tidak menjadi cahaya ilmu karena mungkin adanya dosa yang kita lakukan.

Anas bin Malik berkata; Rasulullah saw bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Sunan Ibnu Majah 220: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi.”

Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah saw bersabda:
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ أَوْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا
Sunan Ibnu Majah 4102: “Dunia itu terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allah dan yang berhubungan dengannya, atau seorang yang ‘alim dan mengajarkan ilmunya.”

Imam Ahmad berkata:
“Janganlah engkau melihat pada kecilnya dosa. Akan tetapi lihatlah pada betapa Agungnya dzat yang engkau maksiati (Allah Ta’ala).”

Mari muhasabah dan bertobat di malam-malam terakhir bulan mulia ini.

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabat mu

Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil Ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *