Menjaga Pandangan di Dunia Digital

Syahroni

Kabartabligh.com

PDKT #10

Menjaga Pandangan di Dunia Digital

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Di antara ujian paling berat di era digital ini adalah pandangan. Satu sentuhan layar bisa membuka pintu dosa. Gambar dan video yang tak pantas, obrolan yang menuju maksiat, hingga rasa penasaran yang membawa langkah semakin jauh dari Allah ﷻ.

Padahal, Islam telah menggambarkan betapa pentingnya menjaga pandangan. Allah ﷻ berfirman:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَـٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang-orang beriman agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan mereka. Itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
(QS. An-Nur: 30)

Setiap pandangan haram akan meninggalkan bekas dalam hati, dan setiap kali kita menundukkan pandangan, Allah mengganti dengan manisnya iman. Rasulullah ﷺ bersabda:

النَّظَرُ سَهْمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ
“Pandangan (kepada yang haram) adalah salah satu anak panah beracun dari panah-panah iblis.”
(HR. Al-Hakim)

Betapa banyak pemuda tergelincir bukan karena niat awal berbuat dosa, namun hanya karena mata dibiarkan tanpa penjaga. Konten buruk hadir dalam berbagai bentuk: hiburan, gaya hidup, hingga konten yang seolah biasa namun sejatinya menyeret pada syahwat dan kelalaian.

Maka ingatlah selalu wasiat Nabi ﷺ tentang bahaya dosa yang dilakukan sembunyi-sembunyi, khususnya melalui layar yang hanya kita dan Allah yang tahu.

اتَّقُوا مَحَارِمَ اللهِ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ
“Jauhilah hal-hal yang diharamkan Allah, niscaya engkau menjadi hamba yang paling taat.”
(HR. Tirmidzi)

Di dunia maya, kita bisa tampil sangat islami di depan publik, namun ketika sendiri, apakah kita tetap menjaga adab kepada Allah?

Mari jadikan smartphone sebagai:

  • Media dakwah, bukan maksiat

  • Sumber pahala, bukan dosa

  • Pintu menuju rahmat, bukan kemurkaan

Jika pandangan terjaga, hati akan bersih. Jika hati bersih, ibadah akan mudah. Dan jika ibadah mudah, maka istiqamah akan semakin dekat.

Semoga Allah kuatkan kita menghadapi ujian digital hari ini hingga akhir hayat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Syahroni Nur Wachid
Koordinator Dakwah Digital

Majelis Tabligh PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *