Ngabuburit Generasi Millenial

Kabartabligh.com

Oleh: Dr. Aji Damanuri, M.E.I. Wakil dekan 1 FEBI IAIN Ponorogo. Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Tulungagung.

Ngabuburit, tradisi menunggu waktu berbuka puasa, telah menjadi momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang, terutama generasi millenial. Di era digital seperti sekarang, ngabuburit tidak hanya sekadar aktivitas menunggu azan Maghrib, tetapi juga menjadi ajang ekspresi diri, silaturahmi, dan bahkan eksplorasi spiritualitas. Namun, di tengah maraknya tren ngabuburit yang semakin modern, bagaimana Islam memandang keseimbangan antara spiritualitas dan gaya hidup millenial?

Generasi millenial dikenal sebagai generasi yang kreatif dan adaptif. Mereka mengombinasikan tradisi dengan gaya hidup modern, termasuk dalam hal ngabuburit. Jika dulu ngabuburit identik dengan kegiatan sederhana seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, atau sekadar berkumpul dengan keluarga, kini ngabuburit millenial sering diisi dengan aktivitas yang lebih beragam. Mulai dari hunting kuliner buka puasa, mengikuti kajian online, hingga berbagi konten inspiratif di media sosial.

Tren ngabuburit millenial ini sebenarnya mencerminkan semangat untuk tetap produktif dan bermakna selama bulan Ramadan. Namun, di balik kemeriahan tersebut, ada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara memenuhi hasrat duniawi dan meningkatkan spiritualitas.

Islam mengajarkan bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana setiap amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, momentum ngabuburit seharusnya tidak hanya dimaknai sebagai ajang bersenang-senang, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Generasi millenial, dengan segala kreativitasnya, bisa memanfaatkan ngabuburit untuk kegiatan yang bernilai ibadah. Misalnya, mengikuti kajian keislaman melalui platform digital, berbagi inspirasi Ramadan di media sosial, atau bahkan membuat konten edukatif tentang keislaman. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang mendorong umatnya untuk selalu berbuat kebaikan dan menyebarkan manfaat.

Namun, Islam juga mengingatkan agar kita tidak terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-A’raf ayat 31: “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan”. Ayat ini mengingatkan kita untuk menjaga keseimbangan antara menikmati kehidupan dunia dan mempersiapkan bekal untuk akhirat.

Agar ngabuburit millenial tetap bernilai ibadah, ada beberapa tren yang bisa diadopsi tanpa melupakan esensi spiritualitas Ramadan:

Ngabuburit Ilmu. Mengisi waktu ngabuburit dengan mengikuti kajian keislaman, baik secara offline maupun online, adalah cara yang tepat untuk meningkatkan pemahaman agama. Generasi millenial bisa memanfaatkan platform seperti YouTube, Instagram, atau podcast untuk mengakses konten-konten keislaman yang relevan.

Ngabuburit Berbagi Kebaikan. Ramadan adalah bulan berbagi. Generasi millenial bisa memanfaatkan ngabuburit untuk berbagi makanan berbuka dengan yang membutuhkan, atau membuat konten inspiratif tentang kebaikan di media sosial. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan.

Ngabuburit Produktif. Selain kegiatan spiritual, ngabuburit juga bisa diisi dengan aktivitas produktif seperti membaca buku, menulis, atau mengembangkan skill baru. Asalkan aktivitas tersebut tidak melalaikan kewajiban ibadah, hal ini bisa menjadi cara untuk meningkatkan kualitas diri.

Ngabuburit Silaturahmi Virtual. Di era digital, silaturahmi tidak harus dilakukan secara fisik. Generasi millenial bisa memanfaatkan ngabuburit untuk menyambung tali silaturahmi dengan keluarga atau teman melalui video call. Hal ini juga merupakan bentuk ibadah, karena Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama.

Ngabuburit generasi millenial adalah refleksi dari dinamika zaman yang terus berkembang. Islam tidak melarang umatnya untuk mengikuti tren, asalkan tidak melupakan esensi spiritualitas dan nilai-nilai agama. Dengan memadukan kreativitas dan kesadaran spiritual, ngabuburit bisa menjadi momen yang penuh berkah dan bermakna.

Sebagai generasi millenial, mari kita jadikan ngabuburit sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara spiritual maupun sosial. Dengan begitu, kita tidak hanya menikmati kemeriahan Ramadan, tetapi juga meraih keberkahan yang sesungguhnya.

Selamat ngabuburit, semoga Ramadan kita penuh makna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *