Dunia Pendidikan: Mengelola Resiko

Ir Sudarusman. (Istimewa/Kabartabligh.com)

 

Mengelola Resiko
Oleh Ir Sudarusman (Direktur MBA Spartans)

Dalam membesarkan sekolah, calculated risk taker adalah salah satu hal yang sangat penting dan berpengaruh. Untuk menghasilkan sebuah sekolah yang terus-menerus terjaga dan tertata dengan baik, sudah tentu memiliki risiko. Risiko harus diperhitungkan dan kemudian dikelola dengan matang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, juga harus diperhatikan customer internal, artinya sekolah harus melakukan pelayanan yang baik di internal sekolah. Dengan pelayanan internal yang baik akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mengelola risiko dalam rangka menumbuhkembangkan sekolah. Dan untuk mendukung itu semua dibutuhkan sosok pemimpin yang tangguh dan berani mengambil keputusan.

Kita harus mau belajar mengelola resiko agar kita terbiasa dengan masalah-masalah yang muncul. Kita tidak boleh berhenti sampai melihat masalah dan berhenti pada diskusi. Kita harus ada keberanian menjadikan setiap masalah sebagai energi untuk bangkit. Kita harus fight dan kerja keras, dan yang paling penting sabar serta tidak selalu menyalahkan keadaan.

Apalagi sebagai pimpinan sekolah yang menginginkan sekolahnya besar, dituntut harus tangguh dalam menghadapi tekanan dan tuntutan. Sekolah besar adalah sekolah yang selalu melakukan inovasi melalui berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan kegiatan sekolah, pemenuhan fasilitas sekolah hingga manajemen sekolah. Padatnya kegiatan akan berdampak terhadap munculnya variabel masalah, inilah yang sering dihadapi oleh pimpinan yang menginginkan sekolahnya tetap bisa bersaing dengan sekolah unggul yang lain. Mereka setiap saat selalu dihadapkan dengan pilihan, dari risiko rendah, sedang bahkan yang paling sulit.

Perlu disadari, disaat berjuang mengembangkan sekolah melalui berbagai kegiatan yang inovatif, tidak jarang yang ikut membantu, bahkan memperhatikanyapun nyaris tidak ada, padahal mereka sebagai steak holder sekolah ada di mana-mana. Itu semua adalah sebuah risiko, namun tidak boleh putus asa, manakala perjuangan telah berhasil, semua unsur akan ikut merasakan senang, bangga, bahkan tidak sedikit mengklaim, Dengan mengatakan, “Ini semua terjadi lantaran sumbangsih dari pemikiran saya, kalau tidak ada saya tidak mungkin ini semua terjadi”.

Calculated risk taker sangat dibutuhkan kepala sekolah sebagai pimpinan, Mengapa? dengan adanya keberanian mengelola risiko, akan timbul kerangka berpikir yang ingin berkembang, ingin maju, dan yang paling penting selalu ingin bangkit. Jiwanya terpacu untuk menciptakan suasana kekeluargaan, mempermudah pekerjaan orang lain, dengan harapan apa yang diinginkan tinggal merealisasikan dengan mudah. Pimpinan sekolah yang seperti inilah yang dibutuhkan era persaingan sekolah yang semakin terbuka. Sebagai pimpinan sekolah dituntut mampu mengelola berbagai risiko yang multi aspek, menguasai berbagai masalah yang bermuara terealisasinya sebuah cita-cita atau keinginan.

Keinginan tidak bisa dipisahkan dengan sebuah masalah, setiap individu memiliki keinginan, dan hasil dari apa yang diharapkan tidak selalu sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Misalnya, sekolah merencanakan gedung yang megah dengan harapan jumlah siswa akan bertambah banyak, tetapi menjadi masalah jika gedung sudah dibangun fasilitas sudah tersedia ternyata jumlah siswa yang masuk tidak sesuai dengan yang diharapkan. Padahal sekolah sudah mati-matian melakukan promosi dan mempercantik fasilitas sekolah, serta memperbaiki manajemen sekolah.

Membesarkan sekolah berbanding lurus dengan masalah. Semakin besar keinginan untuk membesarkan sekolah semakin besar pula variabel masalah yang dihadapi. Contoh, jumlah siswa bertambah masalah, begitu juga jumlah siswa yang selalu turun lebih bermasalah. Sehingga dalam menumbuhkan sekolah tidak ada sesuatu yang tidak bermasalah, kalau semua ingin dipermasalahkan. Di saat inilah dibutuhkan pimpinan sekolah yang cerdas yang pandai mengelola risiko, sehingga berbagai risiko yang muncul bisa dijadikan bekal sebagai titik balik untuk membesarkan sekolah.

Masalah tidak akan tuntas jika hanya dibicarakan saja. Masalah harus dijadikan inspirasi untuk berpikir kreatif, inovatif, dan tidak sebaliknya, karena masalah itu kemudian menyerah dan merasa telah bangkrut. Jika sekolah mengalami krisis yakni kehilangan kepercayaan masyarakat, berupa perolehan siswa baru selalu menurun, hal seperti ini adalah masalah besar, dibutuhkan cara pandang luas tidak menyerah dengan keadaan. Sekolah mesti bisa melihat permasalahan secara menyeluruh baik di internal maupun di eksternal untuk kemudian menyelesaikan secara sistemik dan integrative.

Tidak sedikit diantara kita menemui kesulitan dalam mengklasifikasi masalah. Masalah berat dianggap bukan masalah, dan masalah yang ringan yang sebenarnya tidak penting untuk dipermasalahkan justru dianggap masalah berat. Kita sering terjebak kerangka berpikir sempit, cepat menyimpulkan dan mudah mengambil keputusan negatif tanpa mau mencari tahu akar permasalahannya. Artinya, belum mengetahui lintasan permasalahan yang sebenarnya, namun sudah ada keberanian untuk melarang.

Oleh karena itu, seorang pimpinan sekolah dituntut untuk memiliki paradigma berpikir yang luas, dengan keinginan yang tinggi. Pimpinan sekolah tidak berpikir jangka pendek dengan risiko yang ringan-ringan saja, namun harus ada keberanian melakukan kegiatan yang besar, dengan risiko yang besar pola. Untuk mendukung itu semua dibutuhkan pemimpin yang mampu mengelola risiko, membangun atmosfer untuk bangkit dari lilitan persoalan yang terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *