Hidup Makin Berkah! Rahasia Bersyukur yang Bikin Hidup Tenang dan Bahagia

Oleh Syahroni Nur Wachid
Kabartabligh.com – Bersyukur atas nikmat Allah merupakan salah satu akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Syukur tidak hanya sebagai bentuk pengakuan atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT, tetapi juga sebagai wujud ketaatan dan kecintaan hamba kepada Sang Pencipta. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.'” (QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini menegaskan bahwa bersyukur akan mendatangkan tambahan nikmat, sedangkan kufur nikmat akan mengundang azab yang pedih. Syukur dapat diwujudkan melalui tiga cara: dengan hati, lisan, dan perbuatan.
1. Syukur dengan Hati
Mengakui dalam hati bahwa segala nikmat yang diperoleh berasal dari Allah SWT. Kesadaran ini menumbuhkan rasa rendah hati dan menjauhkan diri dari sifat sombong.
2. Syukur dengan Lisan
Mengucapkan pujian dan terima kasih kepada Allah atas segala karunia-Nya. Ucapan “Alhamdulillah” adalah bentuk sederhana dari syukur lisan yang sebaiknya sering diucapkan dalam berbagai kesempatan.
3. Syukur dengan Perbuatan
Menggunakan nikmat yang diberikan Allah untuk hal-hal yang diridhai-Nya. Misalnya, menggunakan harta untuk bersedekah, ilmu untuk mengajar, dan kekuatan fisik untuk membantu sesama.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya: “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, karena setiap urusannya adalah baik. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa sikap syukur dan sabar adalah ciri khas seorang mukmin sejati. Dalam kondisi apapun, seorang mukmin akan selalu menemukan kebaikan dengan bersyukur atau bersabar.
Fenomena modern menunjukkan bahwa sikap syukur memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan mental dan emosional. Penelitian dalam bidang psikologi positif menemukan bahwa individu yang rutin mengungkapkan rasa syukur cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi, mengalami stres yang lebih rendah, dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya bersyukur sebagai kunci kebahagiaan hidup.
Namun, di era digital saat ini, tantangan untuk tetap bersyukur semakin besar. Media sosial seringkali menampilkan gaya hidup mewah yang dapat memicu perasaan iri dan ketidakpuasan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu mengingat nikmat yang telah diberikan Allah dan tidak terfokus pada apa yang belum dimiliki. Allah SWT berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa nikmat Allah begitu banyak dan tak terhitung, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.
Sebagai bentuk syukur, kita juga dianjurkan untuk berbagi dengan sesama melalui sedekah. Sedekah tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, tetapi juga membersihkan harta dan jiwa kita. Rasulullah SAW bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Artinya: “Sedekah tidak akan mengurangi harta.” (HR. Muslim)
Dengan demikian, bersyukur atas nikmat Allah adalah akhlak yang harus senantiasa kita tanamkan dalam diri. Melalui syukur, kita tidak hanya mendapatkan tambahan nikmat, tetapi juga mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur.