HIDUP SEDERHANA BUKAN BERARTI MISKIN

Ngaji Dino Iki # 1936
HIDUP SEDERHANA BUKAN BERARTI MISKIN
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Too many people spend money they haven’t earned to buy things they don’t want, to impress people that they don’t like.
(“Terlalu banyak orang menghabiskan uang yang belum mereka hasilkan, untuk membeli barang yang sebenarnya tak mereka inginkan, demi mengesankan orang-orang yang bahkan tak mereka sukai.”)
Fenomena ini dikenal dalam psikologi sebagai ‘consumerism trap’, seseorang bekerja mati-matian, berhutang di luar kemampuan, dan membeli barang-barang hanya demi status sosial atau pengakuan orang lain.
Bahkan banyak pula korban Pinjol (Pinjaman on line), hanya karena menuruti nafsu berkeinginan memiliki sesuatu tanpa batas, yang berujung hidup sengsara (dikejar kejar dept collector, hingga ada yang bunuh diri akibat pinjol).
Dr. Tim Kasser, penulis The High Price of Materialism, menyebut bahwa:
Obsesi pada hal ini justru menurunkan kesehatan psikologis, menyebabkan kecemasan, dan hubungan sosial yang dangkal.
Allah swt berfirman:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ–حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ–كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
The mutual rivalry for piling up (the good things of this world) diverts you (from the more serious things), — Until ye visit the graves. — But nay, ye soon shall know (the reality).
Artinya:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu — sampai kamu masuk ke dalam kubur. — Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). (QS. At-Takatsur: 1-3).
Diberitakan dalam riwayat hadits:
الْقَصْدُ فِي السُّنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الِاجْتِهَادِ فِي الْبِدْعَةِ
Sunan Darimi 219: “Pertengahan atau sederhana, (tidak berlebih-lebihan dan tidak meremehkan) dalam menjalankan sunnah lebih baik dari pada bersungguh-sungguh dalam melakukan bid`ah”.
Imam Al-Ghazali mengecam syahwat al-milki (nafsu kepemilikan) ini. Harta adalah ujian: jika untuk kemaslahatan, ia menjadi berkah; jika untuk kesombongan, ia menjadi azab. Jadi, cukup hidup sederhana.
Syaikh Salman Al-Audah menegaskan:
“Kehidupan sederhana bukan berarti miskin, melainkan tidak diperbudak oleh keinginan yang tak berujung.”
Berhati hatilah terhadap orang yang mempunyai hobby hutang, sebab Rasulallah saw telah bersabda dalam do’anya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنْ الْمَغْرَمِ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
Shahih Bukhari 2222: “Allahumma innii a’uudzu bika minal ma’tsami wal maghram” (Ya Allah aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan terlilit hutang). Lalu ada seseorang yang bertanya: “Mengapa anda banyak meminta perlindungan dari hutang, wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya seseorang apabila sedang berhutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering menyelisihinya”.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu
Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya