Mengubah Paradigma, Jalan Hijrah ala Generasi Milenial

Oleh Syahroni Nur Wachid
Kabartabligh.com – Pada masa dakwah di Mekkah, Nabi Muhammad SAW menghadapi tantangan besar dalam mengubah paradigma berpikir masyarakat yang telah lama terjebak dalam tradisi jahiliyah. Masyarakat Mekkah saat itu dikenal dengan penyembahan berhala, ketidakadilan sosial, dan perilaku amoral lainnya. Melalui pendekatan yang bijaksana dan penuh hikmah, Rasulullah berhasil membawa perubahan signifikan dalam pola pikir dan keyakinan mereka.
Strategi Dakwah Rasulullah di Mekkah
- Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Pada tahap awal, Rasulullah memilih untuk berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau memulai dengan mengajak keluarga terdekat dan sahabat-sahabat yang dipercaya. Rumah Arqam bin Abi Arqam menjadi pusat kegiatan dakwah dan pembinaan para pengikut awal Islam. Strategi ini bertujuan untuk membangun fondasi yang kuat sebelum menghadapi penentangan dari masyarakat luas.
- Penekanan pada Tauhid
Inti dari dakwah Rasulullah adalah penanaman konsep tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah SWT. Beliau mengajak masyarakat untuk meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah semata. Hal ini tercermin dalam firman Allah:
“قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ”
Artinya: “Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)
- Pembinaan Akhlak Mulia
Selain menekankan aspek keimanan, Rasulullah juga fokus pada perbaikan akhlak. Beliau mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, amanah, kasih sayang, dan keadilan. Tujuannya adalah mengubah perilaku masyarakat yang sebelumnya terbiasa dengan kebiasaan buruk seperti berjudi, mabuk-mabukan, dan penindasan.
- Penggunaan Hikmah dan Mau’izah Hasanah
Dalam menyampaikan dakwah, Rasulullah selalu menggunakan pendekatan yang bijaksana dan nasihat yang baik. Allah berfirman:
“ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ”
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun strategi dakwah yang diterapkan penuh dengan kebijaksanaan, Rasulullah tetap menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
- Penolakan dari Kaum Quraisy
Para pemuka Quraisy merasa terancam dengan ajaran Islam yang mengancam status quo mereka. Mereka khawatir kehilangan pengaruh dan kekuasaan jika ajaran tauhid menyebar luas.
- Ancaman terhadap Keuntungan Ekonomi
Penyembahan berhala menjadi sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat Mekkah. Dengan adanya ajaran Islam yang menentang penyembahan berhala, mereka merasa mata pencaharian mereka terancam.
- Tekanan Sosial dan Politik
Rasulullah dan para pengikutnya sering kali menghadapi intimidasi, boikot, dan bahkan penganiayaan fisik dari masyarakat yang menolak ajaran Islam.
Perubahan Paradigma yang Terjadi
Melalui dakwah yang konsisten dan penuh kesabaran, terjadi perubahan signifikan dalam paradigma berpikir masyarakat Mekkah:
- Dari Politeisme ke Monoteisme
Banyak individu yang awalnya menyembah banyak dewa beralih kepada keyakinan akan keesaan Allah. Ini merupakan perubahan mendasar dalam sistem kepercayaan mereka.
- Perbaikan Akhlak dan Moral
Nilai-nilai yang diajarkan oleh Rasulullah berhasil mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih beradab dan beretika.
- Pembentukan Komunitas yang Solid
Para pengikut Islam membentuk komunitas yang saling mendukung dan bekerja sama, menggantikan budaya individualisme dan tribalistik yang sebelumnya dominan.
Relevansi dengan Kondisi Terkini
Meskipun konteksnya berbeda, metode dakwah Rasulullah di Mekkah memberikan pelajaran berharga bagi kita saat ini:
- Pentingnya Pendekatan Bijaksana
Dalam menghadapi tantangan modern, pendekatan yang bijaksana dan penuh hikmah tetap relevan untuk menyampaikan pesan kebaikan.
- Fokus pada Pembinaan Akhlak
Perbaikan moral dan etika menjadi kunci dalam membentuk masyarakat yang harmonis dan beradab.
- Kesabaran dalam Menghadapi Tantangan
Kesabaran dan keteguhan dalam prinsip menjadi teladan dalam menghadapi berbagai rintangan dan penolakan.
Dengan meneladani strategi dakwah Rasulullah, kita dapat berkontribusi dalam membawa perubahan positif dalam masyarakat, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.