Menumbuhkan Mental Tangguh dan Jiwa Tenang pada Anak

imam sapari

Oleh: Imam Sapari (Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Surabaya)

Rasulullah: Pembimbing Kesehatan Jiwa dan Mental

Kabartabligh.com – Allah Swt menyampaikan dalam Al-Qur’an bahwa diutusnya Rasul adalah karunia agung bagi umat manusia. Hal ini ditegaskan dalam surah Ali Imran ayat 164:

لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ ۖ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍۢ مُّبِينٍ
“Sungguh Allah telah melimpahkan rahmat kepada orang-orang beriman, ketika Dia mengutus seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kitab dan hikmah, padahal sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali Imran: 164)

Mengapa Kesehatan Mental Anak Perlu Jadi Prioritas?

Tuntutan zaman, mulai dari pelajaran yang menumpuk, lingkungan sosial yang menekan, hingga terpaan media digital, membuat anak-anak sangat rentan terhadap gangguan mental. Hal ini bukan lagi kekhawatiran semata, tapi fakta.

Data Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS):

  • 1 dari 3 remaja (usia 10–17 tahun) mengalami masalah kesehatan mental.

  • 1 dari 20 di antaranya mengalami gangguan mental serius dalam 12 bulan terakhir.

Jika tak ditangani, dampaknya bisa berupa:

  • Sulit konsentrasi belajar

  • Penurunan kepercayaan diri

  • Risiko gangguan psikologis di usia dewasa

Panduan Islam: Sabar, Syukur, dan Kekuatan Jiwa

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga ketenangan hati dan kekuatan pikiran. Tiga nilai kunci adalah: sabar, syukur, dan tawakal.

1. Al-Qur’an:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5–6)

2. Hadis Nabi SAW:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua keadaannya baik. Bila ia mendapat nikmat, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Bila ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim No. 2999)

3. Pesan Sahabat Nabi:

Ali bin Abi Thalib RA berkata:

عَلِّمُوا أَوْلَادَكُمْ، فَإِنَّهُمْ خُلِقُوا لِزَمَانٍ غَيْرِ زَمَانِكُمْ
“Didiklah anak-anakmu, karena mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zaman kalian.”

4. Nasihat Ulama:

Imam Al-Ghazali dan para ulama lainnya mengajarkan bahwa ketenangan batin berasal dari hati yang bersih, dzikir yang rutin, dan hubungan yang kuat dengan Allah.

Tinjauan Psikologi dan Realitas Anak Zaman Kini

Psikologi modern menjelaskan bahwa anak-anak sering mengalami tekanan karena:

  • Tugas sekolah berlebihan dan jadwal yang padat

  • Media sosial yang menumbuhkan perbandingan dan citra palsu

  • Kurangnya komunikasi dalam keluarga

  • Trauma akibat bullying atau kehilangan orang terdekat

Data SKMRI 2022 (Kemenkes RI):

  • 33% remaja mengalami gangguan mental

  • Banyak anak sulit membuka diri kepada orang tua

Strategi Psikologis Menguatkan Mental Anak

  • Bangun pola pikir positif: Ajari anak memaknai kegagalan sebagai pelajaran.

  • Latih kecerdasan emosional: Ajarkan anak mengenali, menerima, dan mengelola emosinya.

  • Tumbuhkan dukungan sosial: Kehangatan keluarga dan pertemanan menjadi fondasi ketahanan mental.

Tujuh Langkah Membangun Mental Kuat dan Jiwa Tenang

  1. Ciptakan rumah sebagai surga kecil (Baiti Jannati)
    Tempatkan rumah sebagai ruang aman di mana anak bisa bercerita tanpa takut disalahkan.

  2. Bantu anak mengungkapkan perasaan
    Tanyakan dengan empati, “Kamu sedih, ya?” atau “Apa yang kamu rasakan sekarang?”

  3. Kenalkan teknik mengatasi stres
    Latih anak dengan kegiatan positif: olahraga, menulis, menggambar, berdzikir, dan berdoa.

  4. Ajarkan bahwa kegagalan bukan akhir segalanya
    Jika anak gagal, tenangkan, bukan marahi. Jadikan itu bahan belajar.

  5. Dorong kemandirian dalam menghadapi masalah
    Jangan buru-buru menyelesaikan masalahnya. Arahkan agar ia menemukan solusi sendiri.

  6. Panduan bijak bersosial media
    Ajari etika digital, bahaya konten palsu, dan pentingnya membatasi waktu layar.

  7. Jangan ragu konsultasi ke profesional
    Jika anak menunjukkan gejala berat, libatkan psikolog. Ini bentuk cinta, bukan kelemahan.

Generasi Kuat, Jiwa Tenang

Menyiapkan anak agar kuat mental dan tenang jiwanya adalah tugas bersama. Dengan kombinasi pendekatan Islam, ilmu psikologi, dan kepedulian penuh kasih dari orang tua, insya Allah mereka akan tumbuh menjadi generasi tangguh—siap menghadapi dunia, tapi tetap kokoh di jalan Allah.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS Ar-Ra’d: 28)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *