ORA ET LABORA

Ngaji Dino Iki # 1932
ORA ET LABORA
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Don’t forget to fight for what you want with a lot of Duas.
(“Jangan lupa memperjuangkan apa yang kamu inginkan dengan banyak berdoa.”)
Ora et Labora adalah suatu frase dalam bahasa Latin yang berarti Bekerja dan Berdo’a.
Frase ini mengingatkan kita bahwa do’a dan bekerja adalah dua aspek yang saling melengkapi dalam mencapai sukses dunia dan akherat, material maupun spiritual_.
Allah swt telah berfirman:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
And there are men who say: “Our Lord! Give us good in this world and good in the Hereafter, and defend us from the torment of the Fire!”
Artinya:
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. al Baqarah: 201).
Berjuang mengejar target dan cita-cita, adalah bentuk ikhtiar yang wajib kita lakukan sebagai hamba, karena poin rewards-nya berdasarkan yang Allah lihat dari hati (niat) dan eksekusi amal saat memperjuangkannya bukan kala memperolehnya.
Karena itu, sabda Rasulullah saw:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَلَا تَعْجِزْ
Sunan Ibnu Majah 4158: “Bersungguh-sungguhlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu dan jangan lemah semangat.”
Tak lupa push (dorong) dengan dzikir dan doa, seperti yang pernah di sabdakan Rasulallah saw:
مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ سَبْعَ مَرَّاتٍ كَفَاهُ اللَّهُ مَا أَهَمَّهُ صَادِقًا كَانَ بِهَا أَوْ كَاذِبًا
Sunan Abu Daud 4418: “Barangsiapa yang ketika pagi dan sore mengucapkan: Hasbiyallah Laa Ilaaha Illa Huwa ‘Alaihi Tawakkaltu Wahuwa Rabbul ‘Arsyil ‘Azhiim (cukuplah Allah bagiku tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Dia, hanya kepadanya aku bertawakal karena Dialah Rabb pemilik ‘Arsy yang agung) tujuh kali, maka Allah akan mencukupkan kesusahan-kesusahan yang membelitnya.”, baik dia mengucapkannya secara jujur, atau pura-pura (tanpa ada niat, spontan).”
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu
Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya