Rasa Malu Mahkota Keanggunan Wanita di Era Digital

Kabartabligh.com – Rasa malu adalah salah satu perhiasan terindah yang dapat dimiliki oleh seorang wanita. Dalam Islam, sifat malu tidak hanya dianggap sebagai bagian dari iman, tetapi juga menjadi penanda kemuliaan dan kehormatan seorang wanita. Sebagai mahkota yang menghiasi akhlak wanita dalam kehidupan pribadi, rasa malu berperan penting dalam menjaga martabat dan integritas diri.
Rasa Malu dalam Perspektif Islam
Islam menempatkan rasa malu pada posisi yang sangat mulia. Rasulullah SAW bersabda:
“الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ”
Artinya: “Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman.”
Hadis ini menegaskan bahwa rasa malu merupakan salah satu cabang dari iman. Seorang wanita yang memiliki rasa malu akan senantiasa menjaga diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan norma sosial.
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:
“إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ”
Artinya: “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”
Ini menunjukkan bahwa rasa malu adalah inti dari akhlak Islam, yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim, terutama wanita.
Rasa Malu sebagai Mahkota Wanita
Rasa malu bagi seorang wanita ibarat mahkota yang menambah keanggunan dan kehormatannya. Dengan rasa malu, seorang wanita akan:
- Menjaga Kehormatan Diri: Rasa malu membuat wanita berhati-hati dalam berperilaku dan berbicara, sehingga terhindar dari tindakan yang dapat merusak reputasi dan martabatnya.
- Memelihara Aurat: Wanita yang memiliki rasa malu akan menjaga penampilannya sesuai dengan tuntunan syariat, menutup aurat dengan pakaian yang sopan dan tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan.
- Menghindari Pergaulan Bebas: Rasa malu mendorong wanita untuk selektif dalam bergaul, menghindari interaksi yang dapat menimbulkan fitnah atau godaan.
Sayyidah Aisyah RA pernah berkata bahwa wanita harus membentengi dirinya, bukan karena sombong, tetapi untuk menjaga kodrat dan keindahannya yang hanya diperuntukkan bagi mahramnya.
Fenomena Terkini: Menurunnya Rasa Malu di Kalangan Wanita
Dalam era modern ini, terdapat fenomena menurunnya rasa malu di kalangan wanita. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator:
- Eksposur Diri di Media Sosial: Banyak wanita yang dengan mudah membagikan foto atau video pribadi yang tidak sesuai dengan norma kesopanan, demi mendapatkan perhatian atau popularitas.
- Pergaulan Bebas: Meningkatnya kasus pergaulan bebas di kalangan remaja dan dewasa muda menunjukkan berkurangnya rasa malu dan kontrol diri.
- Pakaian Minim: Tren fashion yang mengedepankan pakaian minim dan ketat menunjukkan pergeseran nilai dari rasa malu menuju kebebasan tanpa batas.
Data dari berbagai survei menunjukkan peningkatan perilaku yang tidak sesuai dengan norma kesopanan di kalangan wanita muda. Misalnya, sebuah survei menunjukkan bahwa 60% remaja putri merasa nyaman mengenakan pakaian minim di tempat umum, dan 45% di antaranya aktif membagikan foto tersebut di media sosial.
Dampak Negatif Hilangnya Rasa Malu
Hilangnya rasa malu pada wanita dapat membawa dampak negatif, antara lain:
- Peningkatan Kasus Pelecehan: Kurangnya rasa malu dapat memicu tindakan yang mengundang pelecehan atau kekerasan seksual.
- Kerusakan Moral: Tanpa rasa malu, batasan antara yang baik dan buruk menjadi kabur, sehingga norma moral masyarakat dapat terdegradasi.
- Masalah Kesehatan Mental: Eksposur diri yang berlebihan di media sosial dapat menyebabkan tekanan psikologis, seperti kecemasan dan depresi, terutama jika tidak mendapatkan respons yang diharapkan.
Mengembalikan Rasa Malu sebagai Mahkota Wanita
Untuk mengembalikan rasa malu sebagai mahkota wanita, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pendidikan Akhlak Sejak Dini: Menanamkan nilai-nilai rasa malu dan kesopanan kepada anak perempuan sejak usia dini melalui pendidikan keluarga dan sekolah.
- Keteladanan Orang Tua: Orang tua harus menjadi teladan dalam menunjukkan perilaku yang mencerminkan rasa malu dan kehormatan diri.
- Kontrol Media Sosial: Memberikan pemahaman tentang dampak negatif dari eksposur diri yang berlebihan di media sosial dan mendorong penggunaan yang bijak.
- Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan pergaulan yang positif dan mendukung penerapan nilai-nilai rasa malu dan kesopanan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan rasa malu dapat kembali menjadi mahkota yang menghiasi akhlak wanita, menjaga kehormatan dan martabart wanita.