Silaturrahim Senior MT PDM Surabaya: Menjaga Ukhuwah, Melanjutkan Dakwah

Kabartabligh.com – Suasana hangat penuh kebersamaan mewarnai acara Silaturrahim Senior Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MT PDM) Surabaya periode 2016–2022, yang digelar pada Sabtu (12/4/2025) sore di Angkringan SDM Bahari, Surabaya.

Pertemuan yang dihadiri para tokoh dan aktivis senior MT PDM ini menjadi momen untuk mempererat ukhuwah, mengenang perjalanan dakwah, sekaligus menyegarkan semangat dalam mengabdi kepada umat dan persyarikatan.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain ust Suhadi M Sahli, ust Dikky Syadqomullah, ust Lukman Harianto, ust Luqmanto, ust Imam Syaukani,ust Syahroni Nur Wachid, ust Imam Sapari,ust yogi, ust Alif Jatmiko, ust Saiful, ust Suba’i, dan ust Sarojo Hafizh, ust Shafwan Hadi. Kebersamaan yang terjalin dalam suasana santai namun sarat makna ini menjadi bukti bahwa ukhuwah yang dibangun di atas nilai-nilai keimanan akan terus tumbuh, sekalipun tidak lagi menjabat secara formal.

Dari Tausiyah ke Tindakan

Agenda inti dari kegiatan ini adalah tausiyah bertajuk “Halal Bi Halal dan Amalan Setelah Ramadhan” yang disampaikan oleh Ustaz Dr. Imam Syaukani, MA. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan pentingnya menjaga kesinambungan amal pasca-Ramadhan.

“Ramadhan adalah momentum pembinaan ruhani. Saat ia berlalu, bukan berarti ibadah kita ikut surut. Justru inilah saatnya kita menunjukkan hasil pendidikan Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap beliau.

Ust Imam Syaukani menjelaskan bahwa di antara tanda keberhasilan Ramadhan adalah istiqamah dalam amal, terutama lima hal utama:

  1. Menjaga Shalat
    Shalat adalah tiang agama. Rasulullah saw bersabda, “Pokok dari perkara agama adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.” (HR. Tirmidzi)
  2. Melanjutkan Puasa dengan Shaum Syawwal
    “Siapa yang berpuasa Ramadhan dan diiringi enam hari di bulan Syawwal, maka seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)
  3. Gemar Bersedekah
    “Sedekah terbaik adalah di bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi). Dua malaikat senantiasa mendoakan para dermawan dan mengutuk orang kikir. (HR. Muslim)
  4. Membaca dan Menghidupkan Al-Qur’an
    Al-Qur’an adalah cahaya, petunjuk, dan obat bagi kehidupan. (QS. Thaha: 123)
  5. Melanjutkan Amal-Amal Kebaikan
    Termasuk di antaranya adalah menikah atau menikahkan anak di bulan Syawwal, sebagaimana Rasulullah saw menikahi Aisyah ra pada bulan ini. (HR. Ibnu Majah)

Inspirasi dari Kisah Nyata

Acara juga menyajikan kisah menggugah dari Ustaz Imam Syaukani, yang pernah mengalami koma akibat serangan stroke. Ia membagikan kesaksiannya bagaimana lantunan ayat suci Al-Qur’an menjadi sumber ketenangan dan penyembuh di saat tak berdaya.

“Ketika semua tak bisa diandalkan, hanya Al-Qur’an yang menemani. Ia bukan sekadar bacaan, tapi menjadi kekuatan ruhani yang menyelamatkan,” ujar beliau.

Ustadz Imam Syaukani menguatkan bahwa Al-Qur’an adalah syifa’ (penyembuh) yang dijanjikan Allah bagi siapa pun yang mencintainya.

Menutup dengan Jamaah

Kegiatan ditutup dengan shalat Maghrib berjamaah, dilanjutkan dengan ramah tamah dan perpisahan penuh kehangatan. Para peserta berharap, kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkala sebagai bentuk konsolidasi ruhaniyah para pejuang dakwah.

Penulis Syahroni Nur Wachid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *