Belajar Kejujuran dari Hasan Al-Bashri: Teladan Akhlak Mulia untuk Generasi Muda di Era Digital

Kabartabligh.com – Di zaman serba cepat dan instan seperti sekarang, banyak orang berlomba-lomba meraih popularitas dan keuntungan, sering kali dengan cara yang tidak jujur. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa, tetapi juga sudah merambah ke generasi muda.
Kebiasaan berbohong, menipu, dan memanipulasi informasi menjadi hal yang dianggap biasa. Padahal, semua itu adalah tanda dari merosotnya akhlak dan karakter.
Namun, jauh sebelum era digital ini ada, lahir seorang ulama besar bernama Hasan Al-Bashri, seorang tokoh yang dikenal karena keteguhan akhlaknya, terutama dalam menjaga kejujuran.
Sebuah Kisah Tentang Kejujuran Hasan Al-Bashri
Suatu hari di pasar Basrah, Hasan Al-Bashri berjalan melewati deretan pedagang. Suasana pasar saat itu riuh dengan tawar-menawar. Namun, pandangan mata Hasan Al-Bashri tertuju pada seorang pedagang muda yang terlihat sedang menimbang barang dagangannya.
Ia memperhatikan dengan seksama. Ternyata pedagang tersebut diam-diam mengurangi timbangan saat melayani pembeli. Niat hati ingin mendapatkan keuntungan lebih, ia menipu pembelinya dengan cara halus.
Hasan Al-Bashri mendekati pedagang itu, bukan dengan amarah, melainkan dengan kelembutan. Ia menegurnya dengan penuh kasih sayang.
“Wahai anak muda, tahukah engkau bahwa kejujuran itu lebih berharga dari seluruh harta dunia? Sesungguhnya menipu dalam timbangan adalah perbuatan yang dibenci Allah dan bisa menghapus keberkahan dalam hidupmu.”
Mendengar nasihat itu, pedagang muda itu tersentak. Ia merasa malu dan takut. Tanpa ragu, ia pun segera memperbaiki timbangannya dan berjanji dalam hati untuk tidak mengulanginya lagi.
Realita Generasi Muda Saat Ini
Bandingkan kisah tersebut dengan kondisi sebagian generasi muda saat ini. Banyak yang tidak lagi menjunjung tinggi kejujuran. Fenomena mencontek saat ujian dianggap lumrah, memanipulasi data tugas hanya demi nilai bagus sudah biasa, bahkan membuat akun palsu untuk menipu orang lain di media sosial sering kali dianggap sebagai ‘kreativitas’.
Padahal, perilaku seperti itu sesungguhnya sangat merusak karakter dan masa depan mereka sendiri.
Kejujuran bukan hanya sekedar berkata benar, tetapi juga menjaga integritas dalam perbuatan, baik di depan orang lain maupun saat tidak ada yang melihat.
Apa yang Bisa Dipetik dari Akhlak Hasan Al-Bashri?
Dari kisah Hasan Al-Bashri tersebut, generasi muda bisa belajar bahwa:
- Kejujuran Menarik Keberkahan
Keuntungan materi yang didapatkan dengan cara tidak jujur hanya akan menambah masalah dalam hidup. Sebaliknya, kejujuran walau terkadang berat justru mendatangkan ketenangan dan keberkahan. - Berani Mengingatkan dengan Lembut
Hasan Al-Bashri tidak marah atau mencaci maki pedagang itu. Ia menegur dengan lembut namun menyentuh hati. Ini menjadi contoh bahwa menasihati orang lain harus dengan hikmah. - Jujur Dimulai dari Hal Kecil
Menjaga kejujuran bukan hanya dalam perkara besar saja, tetapi juga dalam hal kecil seperti mengerjakan tugas sendiri, berkata jujur saat berbuat salah, dan tidak menipu dalam jual beli.
Generasi Muda Butuh Teladan Akhlak Mulia
Generasi muda saat ini sangat membutuhkan sosok teladan seperti Hasan Al-Bashri. Di tengah gempuran media sosial dan budaya instan, mereka perlu menyadari bahwa akhlak mulia adalah bekal utama menghadapi masa depan.
Teknologi boleh canggih, pendidikan boleh tinggi, tetapi jika tidak dibarengi dengan akhlak yang baik, semua itu akan sia-sia.
Mari belajar jujur, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang, dan mulai dari hal-hal kecil. Karena dari situlah karakter besar akan lahir.
“Jujurlah, walaupun berat. Karena dari kejujuranlah akan tumbuh rasa percaya, ketenangan, dan keberkahan hidup.”
(Hasan Al-Bashri)
Penulis Syahroni Nur Wachid