MENGASAH POTENSI KEBAIKAN
Ngaji Dino Iki # 1974
MENGASAH POTENSI KEBAIKAN
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
“The gold can’t be pure, and people can’t be perfect. Metal is tested by fire, man by money”
(“Emas tidak ada yang murni, dan manusia tiada yang sempurna. Logam diuji dengan api, manusia diuji dengan uang).
Setiap orang memiliki kekurangan, namun di situlah letak keindahannya.
Karena ada potensi amal saleh untuk saling mengingatkan dan menasihati.
Di dalam Al Quran, bahkan selevel seorang Firaun pun harus diseru dengan cara yang baik, lemah lembut, dan benar. Demikian adalah ajaran etika dan akhlak Islam yang Agung.
Benar di sini, bila kita umat Nabi Muhammad saw, sesuai dengan akidah dan akhlak Islam yang diajarkan beliau. Allah swt berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu (Muhammad) bersikap lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka telah menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…” (QS. Ali-Imran: 159)
Rasulallah saw pernah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَيْهِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ
Sunan Abu Daud 4173: “Sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan. Dia (Allah swt) memberi pada kelembutan yang tidak diberikan pada kekerasan.”
Dalam berinteraksi dengan orang lain, jangan pernah menyalahkan orang, tetapi asah kemampuan kita, agar kita hidup dalam kebaikan.
Ingatlah bahwa:
“A bad workman always blames his tools”
(Pekerja yang buruk selalu menyalahkan peralatannya).
Rasulallah saw tidak pernah menyalah nyalahkan orang lain, sebagaimana sikap beliau yang terekam dalam hadits:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ فَأَدْرَكَ بَعْضُهُمْ الْعَصْرَ فِي الطَّرِيقِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا نُصَلِّي حَتَّى نَأْتِيَهَا وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ نُصَلِّي لَمْ يُرِدْ مِنَّا ذَلِكَ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُعَنِّفْ وَاحِدًا مِنْهُمْ
Shahih Bukhari 3810: Nabi saw bersabda ketika perang al-Ahzab: “Janganlah seseorang melaksanakan shalat ‘Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.” Setelah berangkat, sebagian dari pasukan melaksanakan shalat ‘Ashar di perjalanan sementara sebagian yang lain berkata; “Kami tidak akan shalat kecuali setelah sampai di perkampungan itu.” Sebagian yang lain beralasan; “Justru kita harus shalat, karena maksud beliau bukan seperti itu.” Setelah kejadian ini diberitahukan kepada Nabi saw, beliau tidak menyalahkan satu pihakpun.”
Mari kita asah potensi kebaikan yang kita punya, tanpa menyakiti dan menyalahkan orang lain dalam berbagai urusan sehingga kita menjadi insan Paripurna.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu
Dr. Imam Syaukani, M.A.
Wakil ketua PDM Surabaya

