SEBELUM JADI PEMIMPIN

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki # 1885

SEBELUM JADI PEMIMPIN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Be devoted worshippers before becoming leaders, for your worship will guide you to professional leadership.
(Jadilah kalian ahli-ahli ibadah sebelum kalian menjadi pemimpin, niscaya ibadahmu akan mengantarkanmu kepada keprofesionalan peranmu sebagai pemimpin.)

Di setiap 10 hari terakhir Ramadhan, kita dicontohkan Nabi saw untuk memperbanyak ibadah.

Menjadi ahli ibadah yang rendah hati dan menyebarkan salam kepada siapa pun.
Allah swt berfirman:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (Al-Furqan: 63).

Tempaan Ramadhan melatih kita untuk mengendalikan ego (nafs), sehingga ketika diberi amanah kepemimpinan, kita mampu menempatkan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi.

Ibnu Taimiyyah dalam As-Siyasah Asy-Syar’iyyah berkata:
“Keadilan pemimpin berawal dari ketakwaannya. Siapa yang takut kepada Allah, ia tak akan berani menzalimi rakyatnya.”

Ibadah yang tulus akan melahirkan pemimpin yang profesional, berintegritas dan berempati karena telah terlatih untuk mengutamakan ridha Allah di atas segalanya.

Rasulallah saw berpesan:
إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Musnad Ahmad 7571: “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penipuan, di dalamnya orang yang berdusta dipercaya sedangkan orang yang jujur didustakan, dan orang yang berkhianat diberi amanah sedangkan orang yang amanah dikhianati, dan di dalamnya juga terdapat Ar-Ruwaibidlah.” Ditanya, “Apa itu Ar-Ruwaibidlah wahai Rasulullah?” Beliau saw bersabda: “Yaitu orang bodoh yang berbicara (memberi fatwa) dalam urusan manusia.”

Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu

Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *