TANDA BAHAGIA DAN SUKSES

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki # 1801

TANDA BAHAGIA DAN SUKSES

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

A person’s ADAB is a sign of his happiness and success.
(“Adab seseorang merupakan tanda kebahagiaan dan kesuksesannya.”)

Rasulallaah saw pernah membaca Ta’awudl didepan dua orang yang lagi bertengkar yang keduanya kehilangan adab. Seperti yang termaktub dalam riwayat hadits:
اسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ أَحَدُهُمَا تَحْمَرُّ عَيْنَاهُ وَتَنْتَفِخُ أَوْدَاجُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْرِفُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا هَذَا لَذَهَبَ عَنْهُ الَّذِي يَجِدُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ فَقَالَ الرَّجُلُ هَلْ تَرَى بِي مِنْ جُنُونٍ
Sunan Abu Daud 4150: “Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi saw, salah seorang dari mereka matanya tampak memerah dan urat lehernya tampak menegang. Rasulullah saw lalu bersabda: “Sungguh, aku tahu sebuah kalimat yang jika dibaca oleh seseorang maka akan hilang apa yang dirasakannya (rasa marah). Yaitu,A’uudzu Billaahi Minas Syaithaanir Rajiimi (aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).” Laki-laki yang marah itu lalu berkata, “Apakah engkau melihatku seperti orang gila?”

Kiranya orang yang bertengkar dihadapat Rasul saw, memahami bahwa: orang yang tak punya Adab kelihatan bertingkah seperti syetan (orang gila).

Lanjutan nasihat di dalam kitab Madarij as-Salikin ini:
“Ketiadaan adab merupakan tanda kesengsaraan dan kehancurannya. Kebaikan dunia dan akhirat ditarik oleh hal-hal baik seperti adab, dan hilangnya kebaikan keduanya pun ditarik oleh ketiadaan adab.”

Menurut beliau orang yang beradab baik akan bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain, menjalankan hidup sesuai nilai moral dan agama dan menjaga ketenangan batin.

Era digital di negeri ini memang spesial. Yang dulunya tukang rundung, sekarang dirundung netizen.
Memang jejak digital adalah ‘catatan adab dan amal abadi’ di dunia.

Dan ingat masih ada catatan malaikat yang abadi untuk akhirat kelak. Mari kita Timbang setiap kata yang akan diucapkan untuk, “berkata yang baik atau diam,”
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Shahih Bukhari 5559: “Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.”

Kesimpulannya:
Tanda kebahagiaan dan kesuksesan seseorang adalah Adab luhur yang terjaga dalam tingkah laku manusia sehari hari

Semoga kita semua bahagia dan sukses di dunia dan akhirat. Disebabkan kita memelihara ADAB.
Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu

Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil Ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *