Gaya Hidup Kekinian: Menghormati Tetangga, Bukan Sekadar Formalitas

tetangga

Kabartabligh.com – Akhlak mulia merupakan fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Dua aspek penting dari akhlak tersebut adalah menghormati tetangga dan orang yang lebih tua. Kedua sikap ini tidak hanya mencerminkan keimanan seseorang, tetapi juga memperkuat harmoni dan kesejahteraan dalam masyarakat.

Menghormati Tetangga

Tetangga memiliki peran signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi yang baik dengan tetangga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai. Islam menempatkan hak dan kedudukan tetangga pada posisi yang mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:

“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ”

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya.”

Hadits ini menekankan bahwa memuliakan tetangga adalah tanda keimanan seseorang. Bahkan, Rasulullah ﷺ menyampaikan bahwa Jibril terus-menerus menasihati beliau tentang pentingnya hak tetangga hingga beliau mengira bahwa tetangga akan mendapatkan bagian dari harta warisan. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap hubungan bertetangga.

Allah ﷻ juga berfirman dalam Al-Qur’an:

“وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ…”

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat…”

Ayat ini menegaskan perintah untuk berbuat baik kepada tetangga, baik yang memiliki hubungan kekerabatan maupun tidak. Berbuat baik kepada tetangga mencakup banyak hal, seperti membantu saat mereka membutuhkan, menjaga perasaan mereka, dan tidak mengganggu ketenangan mereka.

Menghormati Orang yang Lebih Tua

Menghormati orang yang lebih tua adalah bagian integral dari ajaran Islam. Sikap ini mencerminkan penghargaan terhadap pengalaman, kebijaksanaan, dan kontribusi mereka dalam masyarakat. Rasulullah ﷺ bersabda:

“لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا”

“Bukan termasuk dari kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda.”

Hadits ini menekankan bahwa menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda adalah bagian dari identitas seorang Muslim. Selain itu, Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“مَا أَكْرَمَ شَابٌّ شَيْخًا لِسِنِّهِ إِلَّا قَيَّضَ اللَّهُ لَهُ مَنْ يُكْرِمُهُ عِنْدَ سِنِّهِ”

“Tidaklah seorang pemuda menghormati orang yang tua karena umurnya melainkan Allah akan menjadikan untuknya orang yang menghormatinya karena umurnya (di masa tuanya).”

Ini menunjukkan bahwa menghormati orang yang lebih tua tidak hanya membawa kebaikan di dunia, tetapi juga menjadi investasi kebaikan di masa depan.

Fenomena Terkini di Indonesia

Di Indonesia, nilai-nilai menghormati tetangga dan orang yang lebih tua masih kental dalam budaya masyarakat. Namun, dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, terdapat tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai tersebut. Misalnya, interaksi sosial yang beralih ke dunia digital dapat mengurangi intensitas pertemuan fisik dengan tetangga atau orang yang lebih tua. Selain itu, generasi muda yang lebih sibuk dengan aktivitas online mungkin kurang peka terhadap kebutuhan dan keberadaan tetangga atau orang tua di sekitarnya.

Meski demikian, banyak komunitas dan organisasi di Indonesia yang berupaya menghidupkan kembali nilai-nilai ini melalui berbagai program sosial. Misalnya, kegiatan gotong royong, pengajian rutin, dan program kunjungan ke panti jompo menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarwarga dan menunjukkan penghormatan kepada yang lebih tua.

Menghormati tetangga dan orang yang lebih tua adalah cerminan dari akhlak mulia yang diajarkan dalam Islam. Sikap ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial tetapi juga menjadi indikator keimanan seseorang. Dalam konteks kehidupan modern, meskipun terdapat tantangan, upaya untuk mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai ini harus terus dilakukan. Dengan demikian, masyarakat yang harmonis, saling menghargai, dan penuh kasih sayang dapat terwujud.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *