KEBAHAGIAAN YANG ABADI

Ngaji Dino Iki # 1882
KEBAHAGIAAN YANG ABADI
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
All people go to Allah swt after death. A Wise person goes to Allah swt before death.
(“Semua orang akan menemui Allah swt setelah kematian. Orang bijak menemui Allah swt sebelum kematian.”)
Allah swt telah berfirman:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
whoever expects to meet his Lord, let him work righteousness, and, in the worship of his Lord, admit no one as partner.
Artinya:
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. al Kahfi: 110).
Mereka yang bijak menyadari hakikat kehidupan dunia sebagai ladang amal, bukan ladang maksiat.
Ini tercermin dari komitmennya untuk melakukan ketaatan, walau di luar Ramadhan.
Lapar dan Hausnya puasa adalah Nikmat.
Berinteraksi dan berkomunikasi dengan Allah swt melalui Shalat Tahajjud adalah nikmat yang luar biasa.
Selain puasa (sunnah), ibadah yang perlu istiqamah adalah shalat fardhu dan shalat-shalat sunnah lainnya yang akan dihisab pertama untuk bisa ‘bertemu hakiki’ dengan Allah swt di surga.
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلَاةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
Sunan Abu Daud 733: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya, Allah Jalla wa ‘Azza berfirman kepada Malaikat, “Periksalah shalat hambaKu, sempurnakah atau kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna,” dan jika terdapat kekurangan, Allah berfirman, “Periksalah lagi, apakah hambaKu memiliki amalan shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, “Cukupkanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hambaKu itu dengan shalat sunnahnya.”
Rasulullah saw juga bersabda bahwa Allah swt berfirman:
افْتَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ وَعَهِدْتُ عِنْدِي عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِي
Sunan Ibnu Majah 1393: Aku wajibkan bagi umatmu shalat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa barang siapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka Aku tidak memiliki janji padanya.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu
Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya