Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Gelar Pelatihan Kader Tarjih Nasional Batch I Kawasan Timur

Kabartabligh.com – Universitas Muhammadiyah Makassar menjadi tuan rumah Pelatihan Kader Tarjih Tingkat Nasional Batch I untuk wilayah Indonesia Timur. Kegiatan ini dibuka secara resmi pada Rabu (28/5/2025) dan akan berlangsung hingga Ahad (1/6/2025) bertempat di Hotel Aryaduta, Makassar.

Sebanyak 35 peserta yang merupakan utusan dari berbagai Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di kawasan timur Indonesia hadir mengikuti pelatihan ini. Program ini merupakan hasil kerja sama antara Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas intelektual dan keilmuan kader Muhammadiyah dalam bidang ilmu falak, pemahaman terhadap Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), serta pendalaman Manhaj Tarjih sebagai fondasi berpikir keagamaan persyarikatan.

Pentingnya Ilmu Falak dan KHGT

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Abd Rakhim Nanda, dalam sambutannya menegaskan urgensi penguasaan ilmu falak dalam kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di perguruan tinggi Muhammadiyah. Ia menekankan pentingnya pemahaman KHGT, termasuk perbedaan antara konsep matlak global dan wilayatul hukmi yang kerap menjadi pertanyaan di kalangan umat Islam.

“Mahasiswa perlu memiliki pemahaman mendalam soal KHGT karena isu ini tidak hanya dibahas dalam internal Muhammadiyah, tetapi juga menjadi perhatian umat Islam secara luas,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf apabila ada kekurangan selama pelaksanaan kegiatan, seraya membuka ruang untuk saran dan evaluasi guna perbaikan ke depan.

Kader Falak untuk Menjawab Tantangan Umat

Sementara itu, Ketua PWM Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Ambo Asse, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, “Berpuasalah kalian ketika melihat hilal,” sebagai penegasan bahwa penentuan waktu ibadah harus menjadi sarana penyatuan umat. Ia menilai keberadaan kader falak sangat penting untuk menjawab berbagai pertanyaan umat, terutama mengenai perbedaan penentuan awal ibadah antara Muhammadiyah dan pemerintah.

“Bumi hanya satu, begitu pula bulan. Karena itu, kader falak Muhammadiyah harus diperbanyak agar bisa menjawab persoalan-persoalan keummatan secara ilmiah dan argumentatif,” tegasnya.

Sosialisasi KHGT dan Penyusunan Tafsir At-Tanwir

Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr. Muhamad Rofiq Muzakkir, menuturkan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari langkah strategis dalam menyosialisasikan KHGT menjelang peluncuran resminya pada akhir tahun 1446 H. Peluncuran KHGT rencananya akan dihadiri oleh perwakilan negara-negara OKI serta lembaga keagamaan dari Amerika dan Eropa.

“Kami ingin menunjukkan bahwa KHGT adalah milik umat Islam dunia, bukan sekadar milik Muhammadiyah,” ujarnya.

Selain KHGT, Majelis Tarjih juga tengah menyelesaikan proyek besar berupa penyusunan Tafsir At-Tanwir. Sebanyak 25 juz telah rampung dan akan dilanjutkan hingga selesai melalui Konferensi Mufassir Muhammadiyah tahap berikutnya.

“Harapan kami, pelatihan seperti ini terus berlanjut hingga ke tingkat daerah dan cabang, serta melahirkan lebih banyak ulama Muhammadiyah,” imbuh Rofiq.

Warisan Intelektual dan Materi Pelatihan

Rangkaian pelatihan ini juga menegaskan relevansi tradisi intelektual Islam yang diwarisi Muhammadiyah—sebagai warisan yang kaya, organik, memiliki legitimasi sosial, dan mampu menyuguhkan prototipe pemikiran integratif serta multi-disipliner.

Materi pelatihan mencakup pemahaman Manhaj Tarjih, metode pengambilan hukum (istinbath), pendekatan ijtihad kontemporer, hingga praktik fatwa langsung. Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam melahirkan kader ulama yang siap menghadapi dinamika zaman.

Pelatihan ini juga dihadiri oleh perwakilan Majelis Tarjih PWM Jawa Timur, yakni Syahroni Nur Wachid (Wakil Sekretaris MTT PWM Jatim) dan Dr. Ikhwanuddin (anggota MTT PWM Jatim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *