MERINDUKAN RAMADHAN

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki: # 1730

MERINDUKAN RAMADHAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

If you really miss Ramadhan and want the same feeling back, spend your days and nights as you did in Ramadhan
(“Jika engkau sangat merindukan Ramadhan dan ingin perasaan yang sama kembali, luangkan siang dan malammu seperti yang engkau lakukan di bulan Ramadhan.”)

Rindu Ramadhan memuat isyarat bahwa kita mencintai Ramadhan dan berharap segera bisa berjumpa dengannya.
Jika ini terjadi, maka ini termasuk indikator keberhasilan Ramadhan.

Mari kita obati rindu ini dengan amalan dan keutamaan yang diajarkan Nabi Muhammad saw seakan Ramadhan belum berakhir.

Misalnya dengan menjalankan puasa Syawal.
Sebagaimana sabdanya:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ
Sunan Abu Daud: 2078. “Barangsiapa yang melakukan puasa pada Bulan Ramadhan kemudian ia ikutkan dengan puasa enam hari pada Bulan Syawal,maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun.”

Dan menebar salam dan memberi makan. Sabda Nabi Muhammad saw:
أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
Sunan at-Tirmidzi: 2409. “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan laksanakanlah shalat pada saat manusia tertidur nisacaya kalian masuk surga dengan selamat.”

Serta istiqomah salat malam, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw:
جَاءَجِبْرِيلُ إِلَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَ أَعْمَالُ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِئٌ بِهِ وَ أَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ وَاعْمَالُ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
Malaikat Jibril datang kepada Rasulallah saw, lalu berkata: Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu tetapi engkau pasti mati, dan berbuatlah sesukamu tetapi engkau akan dibalas menurut perbuatanmu itu, serta cintailah siapa yang engkau kehendaki, tetapi engkau pasti akan berpisah dengannya. Ketaqhuilah bahwa kemuliaan orang mukmin itu terletak pada shalat waktu malam dan kebesarannya adalah ketiadaan butuhnya kepada sesama manusia.

Semoga mendambakan pintu Ar-Rayyan di Syurga kelak membuka untuk kita bukanlah sebuah sekedar mimpi.

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabat mu

Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil Ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d