NGOPI DAN SENI KEBAHAGIAAN HIDUP
Ngaji Dino Iki: 1703
NGOPI DAN SENI KEBAHAGIAAN HIDUP
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
The art of being happy lies in the power of extracting happiness from common things.
(“Seni menjadi bahagia itu terletak pada kekuatan mengekstraksi kebahagiaan dari hal-hal biasa.”)
Seperti menyeduh kopi, setiap orang bisa membuat kopi untuk dirinya sendiri.
Jenis dan roasting kopinya bisa sama. Namun bila tidak menguasai metode/cara (baca: seni -pen) prosesi menyeduhnya dengan baik, hasil ekstraksi kopinya berbeda-beda.
Kenikmatan (kebahagiaan) saat menyeruputnya tidak akan sama.
Begitu pula kehidupan. Jenjang jabatan boleh sama, remunerasi 11 – 12; namun bagaimana mengekstraksi kebahagiaan berbeda-beda tiap individu.
Mari tingkatkan level keimanan kita hingga Nabi Muhammad saw terkagum-kagum dengan sabar dan syukurnya seorang mukmin.
Rasulallah saw telah bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Shahih Muslim 5318: *”Perkara orang mumin mengagumkan*, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu
min, *bila tertimpa kesenangan*, ia *bersyukur* dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.”
Yudy Effendy dalam bukunya Sabar & Syukur:
Rahasia Meraih Hidup Supersukses menjabarkan hadits ini dengan luar biasa, secara garis besar: “Sabar itu Menenangkan,” dan “Syukur itu Cermin Kedewasaan.”
Kebahagiaan dalam kehidupan seorang mukmin, juga dapat diraih lewat istikhara. Sebagaimana sabda Rasul-Nya:
مِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ اسْتِخَارَتُهُ اللَّهَ وَمِنْ سَعَادَةِ ابْنِ آدَمَ رِضَاهُ بِمَا قَضَاهُ اللَّهُ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ تَرْكُهُ اسْتِخَارَةَ اللَّهِ وَمِنْ شِقْوَةِ ابْنِ آدَمَ سَخَطُهُ بِمَا قَضَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Musnad Ahmad 1367: “Di antara kebahagiaan anak Adam adalah istikharahnya (memohon pilihan dengan meminta petunjuk kepada Allah) kepada Allah, dan diantara kebahagiaan anak Adam adalah kerelaannya kepada ketetapan Allah, sedangkan diantara kesengsaraan anak Adam adalah dia meninggalkan istikharah kepada Allah, dan diantara kesengsaraan anak Adam adalah kemurkaannya terhadap ketetapan Allah.”
Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabat mu
Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil Ketua PDM Surabaya