Generasi Rentan Lahirkan 7 Wajah Kemiskinan

KABARTABLIGH.COM – Setiap manusia atau individu di dunia ini tentunya berharap kehidupan yang terbaik, baik saat hidup di dunai maupun nanti saat hadir kehidupan di akhirat. Bahkan keinginan atau doa tersebut tersurat dalam QS. Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi :

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”

Bahkan dalam QS. An-Nisa’ ayat 9 Allah mengingatkan kepada kita, bila kita nanti meninggal dunia jangan sampai anak kita, kita tinggal dalam keadaan lemah.

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Berkaca pada firman Allah SWT di atas, maka ada 7 Wajah kemiskinan yang harus kita waspadai supaya 7 wajah kemiskinan ini tidak melanda generasi kita nanti.

Miskin harta

An-Nisa’ ayat 9 di atas, secara tekstual menegaskan kepada kita jangan sampai generasi sepeninggal kita miskin secara kesejahteraan atau harta. Oleh sebab itu, tugas penting orang tua adalah menyiapkan mereka untuk mampu bersaing dalam aspek kekayaan harta, bahkan orang tua mengupayakan sepeninggalnya nanti ada Warisan yang bisa diterusan kepada generasi seusudah mereka.

Hamba yang bertaqwa dan kaya itu dicintai Allah SWT. Sebagaimana hadits berikut ini

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ، الْغَن ِيَّ، الْخَفِيَّ

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang kaya dan tersembunyi (tidak dilihat oleh banyak orang).” (HR Muslim)

Sahabat Nabi banyak yang pada masa hidupnya memiliki nilai ketaqwaan juga kekayaan, seperti:

  1. Abdurrahman ibn ‘Awf (44 SH – 32H / 580 – 652 M). memiliki Kekayaan saat wafat Rp 6,21 triliun. Ia terkenal dengan sosok pebisnis ulung. Bahkan semasa hidupnya ‘Abdurrahman mengikuti semua peperangan pada zaman Rasulullah SAW.
  2. Az-Zubayr ibn al ‘Awwam (28 SH -36 H / 594 – 656 M). Kekayaan Az-Zubayr ibn al ‘Awwam saat wafat 57.600.000 Dirham atau setara Rp 3,54 triliun. Menurut shahih Bukhari, saat wafat Az Zubayr hanya meninggalkan kekayaan berupa aset tidak bergerak (tanah).
  3. Usman bin Affan . Kekayaan Utsman ibn ‘Affan saat wafat senilai Rp 2,53 triliun. Bahkan hingga sekarang sumur yang pernah dibeli usman bin affan dari seorang yahudi masih bisa dimanfaatkan hingga sekarang ini. Kalua kita rupiahkan dalam model investasi, maka berapa trilyun kekayaan Usman bin Affan tersebut.
  4. Thalhah ibn ‘Ubaydillah (26 SH – 36 H / 598 – 656 M). Kekayaan Thalhah ibn ‘Ubaydillah saat wafat Rp 542,1 miliar.
  5. Sa’d ibn Abi Waqqash (23 SH – 55 H / 600 – 675 M). Kekayaan Sa’d ibn Abi Waqqash saat wafat Rp 15,38 miliar. Sa’d ibn Abi Waqqash termasuk generasi awal yang memeluk Islam setelah Abu Bakar ra, Ali ra, dan Zayd ra. Dalam sejarah peperangan, dia tercatat sebagai orang yang pertama kali melesatkan panah dan juga pertama kali tertusuk oleh musuh.

Lantas bagaimana dengan Rasulullah SAW, apakah Rasulullah juga seorang yang kaya? Perlu kita ketahui Rasulullah SAW saat menikahi Khadijah, Rasulullah SAW memberi mahar kepada Khadijah sebanyak 20 ekor unta bakrah.” bakrah adalah unta yang muda betina. 1 ekornya seharga 55 juta rupiah dan ditambah beberapa keping emas. Maka total mahar Rasulullah SAW saat itu adalah Rp1.3 miliar. Bahkan saat Rasulullah SAWmenikahi Aisyah mahar beliau adalah uang 500 dirham. Uang ini kalua kita konversikan dalam emas adalah 200 gram emas dan kalau kita rupiahkan saat ini adalah 200 gram x Rp 2.030.000/gram yakni 406 juta rupiah.

Ibnu Abbas RA pernah meriwayatkan

كَانَ النَّبِيُّ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ وَكَانَ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَكَانَ رَسُوْلُ الله حِيْنَ يَلْقَاهُ أَجْوَدَ بِالخَيْرِ مِن الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ

Artinya: “Nabi saw adalah orang yang sangat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Pembaca yang Budiman Miskin itu tidak diciptakan. Sebagaimana dalam QS. An-Najm ayat 43-45, dan 48 Allah SWT menegaskan kepada kita di bawah ini :

وَأَنَّهُۥ هُوَ أَضۡحَكَ وَأَبۡكَىٰ
وَأَنَّهُۥ هُوَ أَمَاتَ وَأَحۡيَ
وَأَنَّهُۥ خَلَقَ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰ
وَأَنَّهُۥ هُوَ أَغۡنَىٰ وَأَقۡنَىٰ

Ayat 43- Allah SWT membuat kita tertawa dan membuat kita menangis. Ayat 44- Allah SWT mematikan kita dan menghidupkan. Ayat 45- Allah SWT menciptakan jodoh laki-laki dan perempuan dan di ayat 48, Allah SWT menjadikan kita kaya dan menjadikan kita cukup. Pada ayat ke 48 ini Allah SWT tidak menggunakan redaksi miskin, namun redaksi cukup.

Generasi Islam harus kaya supaya mampu dan mau menolong saudara kita yang lemah dan tertindas, jangan sampai umat islam itu miskin dan kekayaan itu jatuh pada umat pemeluk agama lain. Kalau kita mau check Daftar 10 orang terkaya di Indonesia, maka Forbes Real Time Billionaires per Sabtu, 11 November 2023 melansir sebagai berikut:

  1. Prajogo Pangestu.

Hari ini Prajogo Pangestu berhasil menyalip raja batu bara Tuck Kwong dan bos Djarum Hartono Bersaudara. Berkat itu ia berhasil menempati urutan pertama sebagai orang terkaya di Indonesia. Padahal pria kelahiran Sambas, Kalimantan Barat 13 Mei 1944 ini dulunya hanya seorang sopir angkutan kota (angkot). Bahkan Prajogo Pangestu diketahui hanya lulusan SMP. Prajogo Pangestu merupakan pemilik dari Barito Pacific, perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam. Seperti yang sudah dijelaskan, saat ini dirinya memiliki kekayaan sebesar US$ 38,7 miliar atau setara Rp 607,59 triliun.

  1. Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong merupakan pendiri PT Bayan Resources Tbk, perusahaan tambang batu bara di Indonesia. Ia merupakan orang terkaya kedua di Indonesia dan ke-52 di dunia saat ini. Harta Low Tuck Kwong kini mencapai US$ 26,9 miliar atau setara Rp 422,33 triliun.

  1. Budi Hartono
  2. Budi Hartono merupakan salah seorang terkaya di ASEAN lainnya yang berasal dari Indonesia. Kekayaannya sebagian besar berasal dari kepemilikannya di Bank Central Asia (BCA). Selain BCA, keluarga Hartono juga mendapatkan kekayaannya dari Djarum, perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Harta R. Budi Hartono kini mencapai US$ 24,5 miliar atau setara Rp 384,65 triliun.
  3. Michael Hartono

Michael Hartono merupakan kakak dari R. Budi Hartono. Sama seperti adiknya, kekayaan dari Michael Hartono sebagian besar berasal dari investasinya di BCA. Harta Michael Hartono saat ini mencapai US$ 23,4 miliar atau setara Rp 367,38 triliun.

  1. Sri Prakash Lohia

Sri Prakash Lohia merupakan pendiri PT Indorama Synthetics Tbk, perusahaan produsen benang pintal. Selain menjadi produsen benang pintal, perusahaan ini juga bergerak di bidang petrokimia, pupuk, poliolefi, bahan baku tekstil, hingga sarung tangan medis. Saat ini harta Sri Prakash Lohia mencapai US$ 8,4 miliar atau setara Rp 131,88 triliun.

  1. Chairul Tanjung

Chairul Tanjung merupakan pemilik CT Corp yang terkenal dengan perusahaan kartu kredit, supermarket, dan stasiun televisi. Kekayaan Chairul Tanjung saat ini mencapai US$ 5,5 miliar atau setara dengan Rp 86,35 triliun.

  1. Lim Hariyanto

Lim Hariyanto saat ini merupakan orang terkaya ketujuh di Indonesia. Ia mendapatkan kekayaannya dari perusahaan produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, yaitu Bumitama Agri. Harta kekayaan Lim Hariyanto mencapai US$ 4,7 miliar atau setara Rp 73,79 triliun.

  1. Dewi Kam

Dewi Kam merupakan satu-satunya wanita dalam daftar ini, dan menduduki posisi orang terkaya kedelapan di Indonesia. Ia mendapatkan kekayaannya dari sahamnya di perusahaan tambang batu bara, Bayan Resources. Hartanya kini mencapai US$ 4,4 miliar atau setara Rp 69,08 triliun.

  1. Tahir dan keluarga

pendiri Mayapada Group, perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, layanan kesehatan, asuransi, ritel, media, dan real estate. Harta kekayaan Tahir saat ini mencapai US$ 4,3 miliar atau setara Rp 67,51 triliun.

  1. Djoko Susanto

pendiri Alfamart, sebuah minimarket yang mempunyai lebih dari 19.000 cabang di Indonesia dan 1.200 cabang di Filipina. Saat ini kekayaan Djoko Susanto mencapai US$ 4,2 miliar atau setara Rp 65,94 triliun.

10 orang terkaya di Indonesia tersebut semuanya non muslim. Adapun yang muslim hanya Chairul tanjung. Nah, kemana semua orang – orang muslim atau generasi muslim kita nanti.

 

Miskin Aqidah, Iman atau Agama

وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕ اِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ‏ ١٣

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman ayat 12).

Ayat di atas menegaskan tentang pentingnya mendahulukan dan menjaga aqidah anak kita di atas aspek yang lain. Ketidakpedulian orang tua dalam menjaga aqidah berdampak pada beberapa pemikiran dan perilaku remaja saat ini, seperti ketidakpedulian terhadap ajaran agama dan ritual ibadah, terpengaruh paham-paham yang menyimpang atau meragukan ajaran agama, mengikuti gaya hidup yang bertentangan dengan nilai agama.

Faktor Penyebabnya adalah adanya krisis identitas remaja, Pengaruh Budaya Populer, Tekanan Teman Sebaya, Kurangnya Kesadaran akan Dampak Negatif, Longgarnya Pengawasan Orang Tua, Paparan terus-menerus terhadap konten hiburan dan gaya hidup sekuler di media sosial dapat mengalihkan perhatian remaja dari nilai-nilai agama, Kurangnya Penanaman Nilai Agama di Rumah, orang tua tidak memberikan contoh yang baik atau tidak menekankan pentingnya ibadah dan pemahaman agama sejak dini, remaja cenderung kurang termotivasi untuk melaksanakannya dan faktor penyebab lainnya.

Miskin Hati, Akhlaq atau Kehormatan

Pada Nasehat Luqman di ayat 12 hingga 19 bila kita cermati semua terkait dengan akhlaq atau moral. Hal ini menggambarkan bahwa anak kita tidak boleh sampai miskin hati dan akhlaq.

وَوَصَّيۡنَا الۡاِنۡسٰنَ بِوَالِدَيۡهِۚ حَمَلَتۡهُ اُمُّهٗ وَهۡنًا عَلٰى وَهۡنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِىۡ عَامَيۡنِ اَنِ اشۡكُرۡ لِىۡ وَلِـوَالِدَيۡكَؕ اِلَىَّ الۡمَصِيۡرُ‏ ١٤

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (QS. Luqman ayat 14)

 

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ‏ ١٨

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri (QS. Luqman ayat 18)

Rendahnya iman dan ilmu berdampak pada kehormatan seseorang. Mereka rela mempertonjolkan aurat dan kehormatannya demi cuan di media social. Tidak peduli kehormatan dan harga diri, bagi mereka bisa menghasilkan uang adalah tujuan utama. Padahal Allah SWT sudah mengingatkan kepada orang yang beriman.

.قُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَ يَغُـضُّوۡا مِنۡ اَبۡصَارِهِمۡ وَيَحۡفَظُوۡا فُرُوۡجَهُمۡ ؕ ذٰ لِكَ اَزۡكٰى لَهُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيۡرٌۢ بِمَا يَصۡنَـعُوۡنَ‏ ٣٠

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (QS. An nur 30)

Surah An-Nur ayat 31:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan katakanlah kepada para wanita yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para wanita (sesama mereka), atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

Miskin Ilmu, Pikiran, Ide dan Gagasan

Ilmu membangun peradaban dan peradaban membangunk kehormatan. Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan semakin beradab dan terhormat. Apalagi ilmu yang dibangun dengan berlandaskan iman, tentunya kedua hal tersebut mengangkat derajat seseorang. Sebagaimana Firman Allah SWT.

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah ayat 11)

Bahkan Rasulullah SAW juga mencontohkan dan mengajarkan kepada kita supaya kita menjadi orang yang kaya, baik ilmu, sebagaimana doa yang pernah rasulullah SAW ajarkan

اللَّهُمَّ أَغْنِنَا بِالْعِلْمِ وَزَيِّنَّا بِالْحِلْمِ وَأَكْرِمْنَا بِالتَّقْوٰى وَجَمِّلْنَا بِالْعَافِيَةِ

Artinya: “Ya Allah, kayakanlah diri kami dengan ilmu, hiasilah kami dengan kesabaran, muliakan kami dengan takwa, dan baguskanlah kami dengan kesehatan.

Miskin amal, ibadah

Miskin aqidah, iman dan ilmu berdampak pada miskin amal dan ibadah. Iman tanpa ilmu akan membuat seseorang beribadah seenaknya sendiri dan ilmu tanpa iman akan membuat seseorang melakukan perbuatan maksiat, penipuan atau fasik. Di dalam QS. Luqman digambarkan pesan Luqman kepada anaknya terkait dengan perintah beramal dan beribadah.

يٰبُنَىَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَاۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَانۡهَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَاصۡبِرۡ عَلٰى مَاۤ اَصَابَكَؕ اِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِۚ ‏ ١٧

Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (QS. Luqman 17)

Miskin Sosial

Kemiskinan sosial mengacu pada kondisi individu yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan berinteraksi sosial secara efektif, membangun hubungan yang sehat dan bermakna, serta kurang memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Era digital, meskipun menghubungkan secara virtual, paradoksnya dapat menjauhkan interaksi sosial yang otentik.

Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 10:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah di antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

Ayat ini menekankan pentingnya persaudaraan, perdamaian, dan kepedulian antar sesama muslim. Kemiskinan sosial bertentangan dengan semangat ukhuwah Islamiyah ini.

Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi, dan saling berbelas kasih adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim)

Hadits ini menggambarkan betapa eratnya ikatan sosial yang seharusnya terjalin di antara kaum mukmin. Kemiskinan sosial menghambat terwujudnya rasa saling peduli dan empati yang dianjurkan dalam Islam.

Coba kita merefleksi diri, ketika ada anak remaja lewat di depan kita, adakah sapaan dan salam yang mereka ucapkan ?. coba amati aksi peduli palestina kemarin, banyakkah anak muda bersemangat untuk menyuarakan aksi peduli mereka ?

  1. Miskin Mental

Sebuah narasi yang kerap kali mencuat adalah anggapan bahwa generasi muda saat ini tengah bergulat dengan kemiskinan mental. Label ini menyiratkan adanya kekurangan dalam ketahanan psikologis, kemampuan berinteraksi, dan membangun hubungan yang sehat. Mari kita telaah lebih dalam dua aspek “kemiskinan” ini, merujuk pada landasan agama dan realita yang terjadi di sekitar kita, termasuk di Surabaya.

Kemiskinan mental merujuk pada kondisi psikologis individu yang ditandai dengan rendahnya ketahanan mental (resiliensi), kurangnya kemampuan mengatasi tekanan hidup, mudah cemas, depresi, serta kurangnya motivasi dan tujuan hidup yang jelas. Generasi saat ini, yang tumbuh di era digital dengan segala kemudahan dan tantangannya, disinyalir rentan terhadap kondisi ini.

Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 28:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Ayat ini menggarisbawahi bahwa ketenangan dan kekuatan mental sejati terletak pada koneksi spiritual dengan Allah SWT. Generasi yang jauh dari nilai-nilai agama dan kurang mengingat Allah berpotensi mengalami kegelisahan dan kerapuhan mental.

Hadits:

Rasulullah SAW bersabda:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim)

Kekuatan dalam hadits ini tidak hanya merujuk pada kekuatan fisik, namun juga kekuatan mental dan spiritual. Seorang mukmin yang memiliki mental yang kuat mampu menghadapi cobaan hidup dengan sabar dan tawakal, tidak mudah menyerah, dan memiliki pandangan hidup yang positif. (*)

Penulis: Ustadz Imam Sapari, S.H.I., M.Pd.I.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *