Pembinaan Jamaah untuk Gen Z dan Alpha

Oleh Syahroni Nur Wachid

Kabartabligh.com – Di era modern ini, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, sosial, dan pengembangan karakter umat Islam. Agar masjid tetap relevan bagi Generasi Z (lahir 1997-2012) dan Generasi Alpha (lahir 2013 ke atas), diperlukan strategi pembinaan yang inovatif dan interaktif.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَىٰ أُوْلَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah [9]: 18)

Ayat ini menegaskan bahwa memakmurkan masjid adalah bagian dari keimanan. Oleh karena itu, pembinaan jamaah perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih dekat dengan kebiasaan dan karakter generasi muda.

Program Pembinaan Jamaah dari Kementerian Agama

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pembinaan jamaah, Kementerian Agama Republik Indonesia telah meluncurkan program peningkatan kapasitas imam masjid. Program ini telah melatih ribuan imam sejak 2021 dan ditargetkan mencapai 22.000 imam pada tahun 2024. Sasaran program ini meliputi masjid raya, masjid agung, masjid besar, serta masjid di tempat publik.

Selain itu, Kemenag juga menggagas konsep Masjid Ramah, yang mengedepankan lima kategori utama:

  1. Ramah Perempuan dan Anak
  2. Ramah Difabel dan Lansia
  3. Ramah Lingkungan
  4. Ramah Keragaman
  5. Ramah Duafa dan Musafir

Dengan konsep ini, diharapkan masjid bisa lebih inklusif dan menarik bagi berbagai lapisan masyarakat, termasuk Generasi Z dan Alpha. (Sumber: kemenag.go.id)

Strategi Pembinaan Jamaah untuk Gen Z dan Alpha

Agar masjid lebih dekat dengan generasi muda, pembinaan harus dilakukan dengan metode yang lebih inovatif. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Digitalisasi Masjid: Dakwah & Konten Kreatif

  • Membuat akun media sosial masjid (Instagram, TikTok, YouTube) dengan konten islami yang menarik.
  • Mengadakan podcast Islami dengan tema yang dekat dengan kehidupan anak muda, seperti “Islam dan Mental Health” atau “Self-Love dan Konsep Ikhlas.”
  • Mengembangkan aplikasi masjid yang berisi jadwal sholat, kajian online, dan forum diskusi.

2. Kajian Interaktif & Tematik

  • Menggunakan format diskusi dua arah dengan konsep open mic agar jamaah bisa bertanya langsung.
  • Mengadakan kajian dengan metode storytelling dan role-playing untuk Generasi Alpha agar lebih mudah memahami materi.

Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا يَتَعَلَّمُ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمُهُ، كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Barangsiapa masuk ke dalam masjid kami ini untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka ia seperti mujahid di jalan Allah.” (HR. Ahmad)

Hadis ini menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan yang aktif.

3. Zona Kreatif di Masjid

  • Menyediakan co-working space bagi anak muda untuk belajar dan berdiskusi.
  • Membuka kelas skill seperti desain grafis Islami, digital marketing, dan podcasting.
  • Mengadakan festival seni Islami seperti lomba fotografi, video pendek, dan mural Islami.

4. Kegiatan Sosial & Relawan

  • Program charity digital, di mana anak muda bisa ikut berdonasi atau menjadi relawan.
  • Aksi sosial seperti Jumat Berkah dan sedekah makanan.
  • Kampanye penghijauan masjid dengan konsep eco-mosque.

5. Gamifikasi & Penghargaan

  • Sistem poin bagi jamaah yang aktif dalam kegiatan masjid, dengan reward berupa sertifikat, beasiswa, atau hadiah menarik.
  • Kuis Islami berbasis digital untuk meningkatkan keterlibatan Generasi Alpha.

Pembinaan jamaah masjid harus menyesuaikan diri dengan karakter generasi muda yang lebih digital, kreatif, dan interaktif. Dengan strategi yang tepat, masjid bisa menjadi pusat kehidupan yang tidak hanya berisi ibadah, tetapi juga tempat edukasi, komunitas, dan pengembangan diri bagi Generasi Z dan Alpha.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ، أَوْ أَصْغَرَ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah sebesar sarang burung atau lebih kecil, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah)

Dengan pendekatan yang lebih inovatif, masjid bisa kembali menjadi tempat favorit bagi generasi muda untuk belajar, berbagi, dan bertumbuh bersama dalam kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *