RUWETNYA PIKIRAN KITA

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki: # 1705

RUWETNYA PIKIRAN KITA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

“Your brain is full of traffic of thoughts, select your route carefully.”
(“Otak Anda penuh dengan lalu lintas pikiran, pilihlah rute dengan hati-hati.”)

Ada banyak sekali aliran informasi dan peristiwa yang diterima indera dan dicerna otak manusia setiap hari.

Hasilnya banyak lintasan pikiran dan opsi-opsi yang harus diambil individu, tentang keputusan hidupnya hari ini, esok, juga rancangan peta jalan masa depannya.

Buatlah keputusan secara hati-hati, jangan mudah terpengaruh syahwat dan syetan yang dapat menjadi bencana masa depan hakiki manusia, kembali menjadi makhluk surga.

Allah swt telah mengingatkan kita, dengan firman-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
O ye who believe! Enter into Islam whole-heartedly; and follow not the footsteps of the Evil One; for he is to you an avowed enemy.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS. al Baqarah: 208).

Dari ‘Abbad bin ‘Abbad Al Khawwash As Syami Abu ‘Utbah ia berkata:
اعْقِلُوا وَالْعَقْلُ نِعْمَةٌ فَرُبَّ ذِي عَقْلٍ قَدْ شُغِلَ قَلْبُهُ بِالتَّعَمُّقِ عَمَّا هُوَ عَلَيْهِ ضَرَرٌ عَنْ الِانْتِفَاعِ بِمَا يَحْتَاجُ إِلَيْهِ حَتَّى صَارَ عَنْ ذَلِكَ سَاهِيًا وَمِنْ فَضْلِ عَقْلِ الْمَرْءِ تَرْكُ النَّظَرِ فِيمَا لَا نَظَرَ فِيهِ حَتَّى لَا يَكُونَ فَضْلُ عَقْلِهِ وَبَالًا عَلَيْهِ فِي تَرْكِ مُنَافَسَةِ مَنْ هُوَ دُونَهُ فِي الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ
Sunan Darimi 647: “Perhatian, gunakanlah akal, karena akal sebuah nikmat. Berapa banyak orang berakal menyibukkan hatinya untuk memperdalam hal-hal yang membahayakan dirinya dari pada memanfaatkan apa yang dibutuhkannya, sehingga ia lupa hal itu. Di antara keutamaan akal seseorang adalah meninggalkan perhatian terhadap hal-hal yang tidak perlu sehingga keutamaan akalnya tidak menjadi bencana baginya,” yaitu ia meninggalkan persaingan dengan orang yang lebih rendah amal shalihnya.

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu

Dr. Imam Syaukani. MA.
Wakil Ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *