MAKANAN DAN AMAL SHOLEH
Ngaji Dino Iki # 1819
MAKANAN DAN AMAL SHOLEH
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Whoever masters his stomach, will master all the righteous actions.
(“Barangsiapa yang dapat menguasai perutnya, akan dapat menguasai seluruh amal salehnya.”)
Allah swt berfirman tentang makan dan makanan:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
… Eat and drink: but waste not by excess, for Allah loveth not the wasters.
Artinya:
…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan (QS. al A’raf: 31).
Rasulullah saw bersabda:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ حَسْبُ الْآدَمِيِّ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ غَلَبَتْ الْآدَمِيَّ نَفْسُهُ فَثُلُثٌ لِلطَّعَامِ وَثُلُثٌ لِلشَّرَابِ وَثُلُثٌ لِلنَّفَسِ
Sunan Ibnu Majah 3340: “Tidaklah anak Adam memenuhi tempat yang lebih buruk daripada perutnya,… Jika nafsu menguasai dirinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.” .
Sepertiga saja oleh Nabi sudah dikategorikan ‘nafsu menguasai dirinya’, ini berarti beliau khawatir amal saleh akan loyo, lalai atau bahkan berbuat maksiat. Apa lagi bila lebih dari itu…!.
Lebih jauh Rasulallah saw menjelaskan hubungan makanan dan do’a dalam hadits yang cukup panjang:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ }
وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
Shahih Muslim 1686: Rasulullah saw bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi saw menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?.”
Ibnul Qayyim (Zad al-Ma’ad) menyebutkan bahwa:
Makan yang tidak dikendalikan akan melemahkan tubuh dan hati, serta membuat malas dalam berbuat kebaikan, termasuk ibadah.
Pernyataan ini terbukti di berbagai jurnal ilmiah bahwa emotional eating sangat erat dengan gaya hidup sedentary, alias mager.
Dr. Michelle May, pendiri “Am I Hungry ?” menyarankan agar kita mengevaluasi diri dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu
Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya