BELAJAR UNTUK DIAM

Ngaji Dino Iki # 1875
BELAJAR UNTUK DIAM
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
The Humble one remains silent and listen, while the arrogant talks too much whenever they have an audience.
(“Mereka yang rendah hati memilih diam dan mendengarkan, sementara mereka yang sombong cenderung banyak bicara.”)
Rasulullah saw menekankan diam sebagai pilihan jika tak punya hal baik untuk diucapkan.
Rasulallah saw bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Shahih Bukhari 5559: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
Orang sombong merasa serba tahu jadi enggan mendengar, sehingga hikmah luput darinya.
Rasulallah saw adalah sosok pendiam.
Abu Kamil dan Abu An Nadlr, keduanya berkata:
كَثِيرَ الصُّمَاتِ فَيَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِي أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ
Musnad Ahmad 19928: “Beliau (Rasulallah saw) adalah sosok yang pendiam, ketika para sahabat yang berada disisinya tengah bercerita mengenai perkara jahiliyah, kemudian mereka tertawa, namun beliau hanya tersenyum.”
Ibnul Qayyim berkata:
“Sebagian orang terhalang dari ilmu karena kurang mampu diam.”
Sayyidina Ali ra berkata:
“Orang yang terlalu banyak bicara akan membuat banyak kesalahan. Orang yang banyak kesalahan akan berkurang rasa malunya dan berkurang pula ketakwaannya…”
Target akhir Ramadhan adalah meraih ketakwaan, maka berusaha rendah hati dan menjaga lisan menjadi relevan untuk diperjuangkan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al Baqarah: 183).
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu
Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya