PERBEDAAN ORANG CERDAS DAN ORANG DUNGU

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki: 1719

PERBEDAAN ORANG CERDAS DAN ORANG DUNGU

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

When you convey the truth, you will find two different reactions: the intelligent will reflect, the ignorant will be offended.
(“Saat kamu menyampaikan kebenaran, kamu akan menemukan dua reaksi yang berbeda; orang cerdas akan merenung, orang bodoh akan tersinggung.”)

Rasulallah telah bersabda:
إِنَّ الدِّينَ النَّصِيحَةُ إِنَّ الدِّينَ النَّصِيحَةُ إِنَّ الدِّينَ النَّصِيحَةُ
Sunan Nasa’i 4128: “Sesungguhnya agama itu adalah nasehat, sesungguhnya agama itu adalah nasehat, sesungguhnya agama itu adalah nasehat.

Adab menasihati secara personal memang sebaiknya bukan di depan umum.
Namun bila nasihat kebenaran ini disampaikan secara luas, tidak menunjuk nama si fulan atau fulanah, tak semestinya kita baper.

Umar bin Al-Khattab ra yang terkenal keras dalam menyampaikan kebenaran di masa beliau menjadi khalifah, ternyata menjadi satu-satunya umat Nabi Muhammad saw yang dinyatakan dalam hadits memiliki istana emas di surga
دَخَلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا أَنَا بِقَصْرٍ مِنْ ذَهَبٍ فَقُلْتُ لِمَنْ هَذَا فَقَالُوا لِرَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ فَمَا مَنَعَنِي أَنْ أَدْخُلَهُ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ إِلَّا مَا أَعْلَمُ مِنْ غَيْرَتِكَ
Shahih Bukhari 6506: “Aku masuk surga, tak tahunya aku berada di sebuah istana emas. Maka aku bertanya; ‘Milik siapakah ini? ‘ Mereka menjawab; Milik seseorang dari Quraisy, dan tiada yang menghalangiku untuk memasukinya Hai Ibnul Khattab selain karena aku tahu kecemburuanmu.”

Dilain riwayat hadits, disebutkan:
عَنْ جَابِرٍ وَمُعَاذٍ وَأَنَسٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَأَيْتُ فِي الْجَنَّةِ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فَقُلْتُ لِمَنْ هَذَا فَقِيلَ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
Sunan Tirmidzi 3622: Dari Jabir, Mu’adz, Anas dan Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda: “Aku melihat istana yang terbuat dari emas, lalu aku berkata; “Untuk siapakah ini?” maka dikatakan; “Untuk Umar bin Al Khattab.”

Di Ramadhan ini, mungkin kita akan sangat banyak mendengar nasihat atau taushiyah.

Kedepankan rasa ingin tahu dan berpikir positif saja.
Syaikh Salih Al-Fauzan berkata:
“Orang yang ingin mengetahui kebenaran akan senang mendengarkan nasihat dari orang lain dan dia senang dengan peringatan atas kesalahan yang telah ia perbuat.”

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabat mu

Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil Ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *