Cara Menabung

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki # 1841

CARA MENABUNG

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Do not save what is left after spending, but spend what is left after saving
(“Jangan menabung dari yang tersisa setelah pengeluaran, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung.”)

Ini adalah prinsip keuangan sederhana namun sangat penting dari Warren Buffet.
Dengan mengutamakan menabung dahulu, kita melindungi diri dari godaan menghabiskan uang secara impulsif.

Menabung juga bentuk investasi untuk diri dan keluarga yang bisa dialihkan ke instrumen investasi / bisnis lain untuk tujuan jangka panjang.

Islam juga mengajarkan kita agar menabung untuk akhirat.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
O ye who believe! Fear Allah, and let every soul look to what (provision) he has sent forth for the morrow. Yea, fear Allah: for Allah is well-acquainted with (all) that ye do.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al Hasyr: 18).

Kalau perlu dianggarkan dan disisihkan lebih dulu pula seperti tabungan di atas.
Karena ganjaran hingga 700x lipat. Sebagaimana firman-Nya:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
The parable of those who spend their substance in the way of Allah is that of a grain of corn: it groweth seven ears, and each ear hath a hundred grains. Allah giveth manifold increase to whom He pleaseth: and Allah careth for all and He knoweth all things.
Artinya:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (Al-Baqarah: 261).

Nabi Muhammad saw juga bersabda:
يَا حَكِيمُ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى
Shahih Bukhari 1379: “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis, maka barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dari sahabatmu

Dr. Imam Syaukani, MA
Wakil ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *