KARAKTER MUSLIM SEJATI

Imam Syaukani

Ngaji Dino Iki: # 1715

KARAKTER MUSLIM SEJATI

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

“Indeed, it is forbidden to enter hell for everyone who is gentle, soft (in words), familiar (with people) and noble in character.”
(“Sesungguhnya diharamkan masuk ke neraka bagi setiap orang yang lemah lembut, halus (perkataannya), akrab (dengan orang), mulia budi pekertinya.”)

Allah swt telah berfirman:
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“But speak to him mildly; perchance he may take warning or fear (Allah)”.
Artinya:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (QS. Thaha: 44)

Tak mudah menjadikan lemah lembut sebagai karakter diri. Ada saja peristiwa yang membuat usaha kita gagal. Terutama terhadap keluarga.

Rasulallah saw telah bersabda:
يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
Shahih Muslim 4697: “Hai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut. Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah akan memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.”

Padahal sifat ini bahkan menjadi patokan Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra bagi seorang kepala keluarga.

Az Zamakhsyari menuliskan di dalam Kitab Rabi Al Abrar tentang seorang pejabat pemerintah yang menghadap Umar pada suatu hari.
Dia mendapati Umar sedang berbaring bermain dengan anak-anak kecil di atas perutnya. Pejabat ini tak setuju dengan perbuatan Umar.
Kemudian Umar bertanya:
“Memangnya bagaimana keadaanmu jika bertemu keluarga?” Dia menjawab, “Jika aku masuk ke rumah, seisi rumah menjadi hening.”
Lalu Umar menyergahnya:
“Kalau begitu, sekarang aku akan memecatmu. Sebab engkau tidak berlemah lembut pada keluargamu, maka bagaimana mungkin engkau akan berlemah lembut pada Umat Muhammad saw ?”

Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dari sahabatmu

Dr. Imam Syaukani. MA
Wakil Ketua PDM Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *